yaiku wirang kang sinandang saben2 titahing Gusti kang rupa manungsa...
kang ginawa wiwit jroning gua garba tumekeng pralaya...
kanggo mbedakake antaraning manungsa lan sato kewan...
Becik kaduk wirang tinimbang murang tata...
senajan sinebut "ORA GAUL MAN"
Jaman saiki siapa yang nggak kenal istilah teori. Semua pasti tahu apa itu teori dan bagaimana menyikapi teori tersebut. bahkan kita rela kehilangan berjuta rupiah hanya untuk mengejar teori. Karena teori dipandang sangat diperlukan dalam kehidupan ini.
Dengan memiliki segudang teori, yang diperoleh dari berbagai cara termasuk melalui jalur Pendidikan maka dapat menentukan dan mengubah prilaku seseorang.
Tugas dari teori itu sendiri hanya untuk di praktekkan, untuk disebar luaskan melalui pendidikan dan tidak di untal dewe. Dengan adanya teori yang diperoleh seseorang, maka dapat dikatakan orang itu berilmu, bisa dibilang orang itu pinter. ( Pokoke ora nggo minteri kancane rak yo uwis) Dan mendapatkan tanda, gelar, pangkat. golongan atau apapun sebagai bentuk dan wujud dari segudang teori yang mereka peroleh. Dari tugas teori itu sendiri sangat sulit untuk dipraktekkan dalam lingkungan atau tata cara kehidupan yang amat pelik dan kompleks. Misal, mereka dapat merancang hukum, dalil, dan rumusan rumusan yang secara teori bagus dan sangat berguna bagi kemaslahatan umat manusia. Tapi kebanyakan dari teori itu hanya tinggal teorinya saja. Untuk mempraktekkannya sangatlah sulit. Dan hal semacam itu dipengaruhi oleh kepribadian seseorang. Karena pada dasarnya suatu teori hanya berada dalam angan angan manusia yang dilandasi dengan penelitian secara faktual. Akan tetapi manusia kalau tidak didasari dengan adanya suatu teori kemungkinan besar akan lebih jauh tersesat dan mungkin juga akan kembali ke jaman Jahiliyyah atau jaman kebodohan. ( Contone koyo aku iki mendho kakehan kulit mlinjo plonga plongo koyo kethek ketulup.wakakakakak )
Disamping melalui jalur Pendidikan yang abstraktif, seseorang bisa mendapatkan teori dan pengetahuannya secara alamiah atau otodidak. ( Opo maneh kuwi ) Mereka tidak memerlukan tuntunan seorang guru yang profesional, dan biasanya mereka peroleh dari pengalaman dalam menjejaki jalan hidupnya, tentunya yang berkaitan dengan kehidupannya. Bisa dibilang teori murni, karena langsung dipraktekkan di lapangan sesuai dengan bidang yang di tekuninya. Bahkan kata pak guru Pengalaman adalah hal yang paling berharga. Biasanya mereka yang otodidak tahu persis bagaimana cara menempatkan pengetahuannya dan bertindak jujur. Tapi mereka tidak memiliki dan mendapatkan gelar pendidikan, pangkat dan sebagainya.
Kemampuan dan keahlian si otodidak di negri ini seolah tidak ada nilainya. ( ora diajeni, ora diregani, ora digubris, ora enek wibawane ngunu to..). Suatu misal disaat kita melamar pekerjaan disuatu instansi pemerintah atau suasta, pertama yang ditanyakan adalah ijazah pendidikan dan ketrampilan. ( halah ndak cuma kuwi duwe ijazah, duwe gelar tapi ora duwe uang pelicin, ning desaku akeh cantone sing koyo ngunu kuwi, akeh bocah pinter, anake wong malarat sing jelas ora entuk pangkat)
No comments:
Post a Comment