SELAMAT DATANG DI GALERI SENI LUKIS FOTO DIGITAL TULUNGAGUNG,...Apik...Rijik...Nyentrik...Nyeni

10 April 2015

Peofesional Jaman GIla

Profesionil jaman Gila

Lempak lempu, Lempak lempuyang...
Dengo sing mlebu dadi awu banjur ilang...
Kadut weteng, weteng segara...
Gulu bengawan dadi srana...
Wal geduwal, wal geduwal...
Embuh watu embuh koral...
Embuh pinjal embuh kadhal...
Embuh suwal embuh bantal...
Embuh karom embuh kalal...
Waton kolu njur diuntal...

Begitulah kata pinisepuh dalam menggambarkan berbagai
macam aktifitas kita yang hidup di jaman digital ini.

Dengo sing mlebu dadi awu, banjur ilang, Kadut weteng, weteng segara.... Disini, segala sesuatu yang masuk kemulut kita seoalah - olah langsung hilang tanpa merasakan kenyang. Dan itu menandakan kurang rasa bersyukur. Segala sesuatu hanya untuk kepentingan pribadi tanpa menghiraukan resiko, dan akibatnya. Semua hanya untuk kepentingan perut kita. Wal geduwal, anggere kolu njur diuntal....


Kita memang diwajibkan mencari nafkah untuk keluarga, demi kelangsungan hidup kelak di kemudian hari. Agar mampu untuk meraih apa yang menjadi impian dan cita - cita.
Sering kita mendengar "ini adalah zaman profesional, zaman Borderless atau tanpa batas di era Globalisasi".
Seseorang yang Profesional  tentunya mampu mengendalikan mental spiritualnya, sehingga mereka akan melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai, prinsip hidup, ataupun agama yang dianutnya. Karenanya, segala aktivitas profesional harus diawali dengan sebuah kesadaran niat yang benar, bergesernya niat, akan turut mempengaruhi kinerja seseorang. Sehingga muncullah "Wal Geduwal  " yang jelas - jelas mementingkan perutnya sendiri tanpa didasari dengan norma - norma dan kaidah - kaidah agama.

Tak dapat dipungkiri, kehidupan dunia yang lebih mengedepankan aspek formalitas daripada moralitas, seperti saat ini, intelektualitas dijadikan parameter pertama untuk mengukur kemampuan seseorang. Padahal, kecakapan intelektual bukan satu-satunya tolok ukur untuk menilai profesionalitas seseorang. Apa gunanya orang cerdas jika tak bermoral dan tidak memiliki karakter yang baik. Kecerdasannya akan disalahgunakan hanya untuk mengeruk keuntungan pribadi dan merugikan orang lain. Fathanah (Cerdas dan bijaksana), yang bukan  hanya sekedar bermakna cerdas tetapi juga visioner dan inovatif, tanggap menangkap peluang untuk maju serta menciptakan sesuatu yang tepat guna, efisien dan berdaya saing tinggi.Yang kudu dibarengi dan diimbangi dengan kejujuran (ash-shidqu), amanah (al-amânah) atau dapat dipercaya, serta keterbukaan dan transparansi (tablîgh). yang bermakna menyampaikan sesuatu apa adanya, tanpa ditutup-tutupi.

Kita, adalah manusia yang tidak sempurna, namun kita dapat menuju ke arah yang terbaik, yang dapat berguna bagi kita bersama.

No comments:

Post a Comment